PP IPPAT Gelar Sharing For Caring Plasma Konvalesen Pada Penderita Covid-19

Lainnya, Nasional151 Views
PP  IPPAT Gelar   Sharing  For  Caring Plasma  Konvalesen Pada Penderita Covid-19

JAKARTA,INDONESIAPUBLISHER.COM – Jika  sudah  terkena  Covid-19, khususnya  yang  bergejala berat   sangat   membutuhkan   berbagai  upaya   untuk  kembali  stabil.  Antara lain melalui  donor  plasma konvalesen.   Apa  itu  donor  plasma Konvalesen? Apa  saja  syaratnya  sebagai  pendonor?   Siapa  yang  bisa  sebagai pendonor  dan pengetahuan  lain  tentang  plasma  konvalesen.   Demikian pentingnya  tahu  tentang  plasma Konvalesen.

Peserta Webinar Kompak

Dari   Pantauan  INDONESIAPUBLISHER.COM Selama berlangsungnya   acara,  acara  Webinar  tersebut  diikuti  oleh  Ketua  Umum PP IPPAT,  Dr. Hapendi  Harahap,SH,MH,  Sekretaris  Umum  PP  IPPAT, Otty  Hari  Chandra  Ubayani,SH,SpN,MH, Bendahara  Umum  PP IPPAT, Elies Daini,SH,M.Kn serta  jajaran  PP  IPPAT  lainnya, para  Ketua  Pengwil   IPPAT,  para  Ketua  Pengda  IPPAt  juga  anggota  IPPAT  lainnya dari  berbagai  daerah.

Ketua Panitia Webinar, Cita Parawansa,SH,M.Kn

Ketua  Panitia  Webinar, Cita  Parawansa,SH.M.Kn  pada  sambutannya  mengatakan,   untuk  itulah     Pengurus  Pusat  Ikatan Pejabat Pembuat   Akta  Tanah  (PP  IPPAT) mempersembahkan  sebuah  acara  Website  Seminar (Webinar)  secara  Virtual  Via  Zoom  Meetting  pada  Kamis (15/7/2021) mulai  pukul  12.30  wib  sampai dengan  selesai.  Acara  Webinar    SHARING  FOR  CARING dengan  mengusung  tema  “PLASMA KONVALESEN  PADA  PENDERITA  COVID – 19” dengan  menampilkan narasumber  yang  berkompeten,yakni : 1. Prof.  dr. Zubairi Djoerban,SpBD  KHOM,FINASIM  (Ketua  Satgas  Covid -19   Ikatan  Dokter  Indonesia).   2. Dr. dr.Ni  Ken Ritchie M.  Biomed (Kepala   Unit   Donor   Darah  PMI  Provinsi  DKI  Jakarta).Selanjutnya  kepada  seluruh  peserta  Webinar   kami  ucapkan  selamat  mengikuti  Webinar  via  zoom  meeting  dan  semoga  ilmunya  bermanfaat  bagi  kita  semua.

Fima Agustina,SH,M.Kn Selaku Host

Bertindak  sebagai  Host  pada  Webinar  tersebut  adalah  Fima  Agustina,SH,M.Kn.

Kemudian  selaku  Pembawa  Acara  adalah  Wahyuni  Asih,SH,M.Kn

Wahyuni Asih, Selaku Pembawa Acara

Acara  terlebih  dahulu  dibuka  dengan  Pemnacaan  doa  oleh  H.Masnadi,SH,M.Kn

Sekretaris Umum PP IPPAT, Otty Hari Chandra Ubayani,SH,SpN,MH

Sekretaris  Umum  PP  IPPAT,  Otty   Hari Chandra  Ubayani,SH,SpN,MH  membuka  langsung  acara  Webinar  tersebut.  Dalam  sambutannya  Otty  Hari Candra  Ubayani  mengatakan, terimakasih   saya  ucapkan  kepada  jajaran  panitia  atas  upaya  kerja kerasnya terutama kepada   rekan  Cita  Parawansa,SH,M.Kn   beserta  jajarannya sehingga  acara  tersebut  bisa  berjalan aman, sukses  dan  lancar  tentunya. Pada  kesempatan  ini,mari  kita  sama-sama bersyukur,  kita  masih  diberikan  nikmat  sehat,diberikan nafas,  sehingga  kita  sama-sama menyimak paparan-paparan  yang diberikan para  narasumber  yang  sangat  bisa  mengedukasi kita  bersama tentang  tema  Plasma Konvalesen  Bagi  Penderita  Covid-19. Para  narasumber   tersebut  tentunya  sangat  berkompeten dan  sangat  mumpuni. Semoga  para  peserta  Webinar  tersebut  bisa  mengambil  manfaat  ilmu  yang  diberikan oleh beliau-beliau  kedua  narasumber  tersebut.

Moderator Webinar, Anjar Gustiana,SH,M.Kn

Pada  Webinar  tersebut,  dimoderatori  oleh  Anjar  Gustiana,SH,M.Kn (PPAT Kabupaten  Serang, Provinsi  Banten). Selanjutnya  Anjar  Gustiana  memandu jalannya  Webinar  tersebut dan  mempersilahkan juga  memperkenalkan  kedua  pembicara  yakni  Prof.dr. Zubairi  Djoerban,SpBD  KHOM, FINASIM  dan  Dr. dr.Ni  Ken  Ritdhie M.  Biomed.

Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpBD KHOM, FINASIM, Ketua Satgas Pencegahan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia

Prof. dr.  Zubairi Djoerban,SpBD KHOM,FINASIM  dalam  paparannya  menguraikan, Baiklah  mari  kita  mulai dulu dari Plasma konvalesen.  Intinya,orang   yang  baru  sembuh  dari penyakit  covid-19 membutuhkan  anti  body   yang  bisa  menetralkan  virus covid  guna  memproteksi  imun  kekebalan  tubuhnnya.Sehingga  jika  ada  virus  mau  masuk dia  tidak  bisa. Teorinya  kalau  kekebalan/  imun  didalam   plasma  konvalesen   tersebut  ditransfer diinfuskan  ke  orang  yang  terimveksi  Covid-19 siapa  tahu  bisa  menetralkan virus  itu  dan  dapat  menjadi  sembuh.   Jadi. Memang  kita  harus  berpikir  logis.  Dalam hal    ini  logikanya  adalah  antibody  dari  orang  yang  sudah  sembuh diberikan  kepada  orang  yang  sakit maka  orang  yang  sakit  itu  akan sembuh,itu  teorinya.

Prof.  dr.  Zubairi  Djoerban   yang  juga  Ketua Satgas  Covid-19  Ikatan  Dokter  Indonesia   tersebut mengungkapkan  lagi,  kenyataannya  ternyata  kemudian agak jauh  berbeda.  Pertama adalah  :  tidak  semua  orang  yang  setelah  sembuh  dari  covid-19   ini  mempunyai  antibody  yang cukup  kuat.   Sehingga  syarat  pertama  untuk bisa menyumbangkan plasmakonvalesen  adalah kadar  antibodinya  cukup kuat.  Yang  kedua,  berdasarkan  pengalaman-pengalaman yang  sudah  ada, tentunya  terbukti bahwa plasma konvalesen  dari  orang  yang  sudah  sembuh  ternyata  tidak bisa  menolong  kepada  orang  yang  penderita  covid-19   yang  sudah  terlanjur  berat.  Jadi  jika  yang  sudah  kategori  berat  atau  sudah  masuk   ICU,maka plasma konvalesen  tidak  bermanfaat. Untuk  itu kemudian  diawal-awal   jika di Indonesia  Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan (BPOM)  bahwa  plasma  konvalesen  tidak  boleh  lagi  diberikan  kepada  penderita  covid-19  yang  sudah  berat.

Antusiasme peserta luar biasa

Nah  kitakan   disitu  lalu  berpikir bahwa jadi  semua  obat  tidak  menolong, tinggal  plasma konvalesen  saja? Itu  tidak benar. Jadi plasma konvalesen  bisa  menolong  kalau  bagi  penderitacovid-19  yang  ringan/ tidak begitu  berat  namun  juga  bukan  yang  berat  sekali. Dan  kemudian  juga  diteliti banyak  di  Inggris  menghasilkan  yang sama. Jika  Kementerian  Kesehatan  Inggris  itu  membuktikan bahwa plasma konvalesen  tidak  bisa  diberikan  kepada  orang sakit covid-19  yang  sudah  terlanjur  berat.  Jadi, sekali  lagi  kalau  mau   memberikan  plasma konvalesen  berikanlah  kepada pasien  yang  belum    lamadirawat  dirumah   sakit  dan  juga  bukan  yangkondisinya  berat  sekali.  Karena   itu,diKedokteran kita  menganut  perubahan-perubahan, jadi mirip-mrip tolong diingat  akan  pemanfaatan  plasma  konvalesen  ini.  Itulah  sekedar  pengantar  berkaitan  dengan plasma konvalesen  yang  tentu updatenya  demikian.    

Menyimak Secara Seksama Paparan Dari Narasumber

Prof. dr.  Zubairi  Djoerban  menegaskan  lagi,  mengapa wabah  covid-19  sekarang   ini  sangat  berbahaya?perlu  dicatat   bahwa  sekarang  Angka kematian  akibat  penyakit  covid-19  grafiknya  di Indonesia  menjadi  rangking  pertama   di dunia. Kemudian  lantas  bagaimana  kalau  dilihat  dari  jumlahmingguan? Paling  banyak  di dunia  adalah  Brasil,  kedua  India,  nomor tiga  Indonesia.   Jadi   untuk  Indonesia,,   ini amat   sangat  serius.  Masalah  pertama  ini, terutama di  seluruh  rumah  sakit  rujukan penuh.    Kemudian  menyoal    oksigen  yang  habis.  Yang  terpenting,  untuk mengatasi  wabah  covid-19  dinegeri  kita  ini,mari   sama-sama kita  mendukung  program pemerintah untuk  menjalankan  prokes,  kepada  seluruh  warga  masyarakat  juga  akan  tertib, taat  aturan  yang  sudah  dicanangkan  pemerintah,  jangan  malah  melanggar  prokes,  mari sama-sama para dokter  dan  tenaga  kesehatan,disamping  berikhtiar,berdoa,  berusaha  dan  bermunajat  kepada  Tuhan  Yang  Kuasa  agar  Indonesia  terutama  dunia  segera  terbebas  dari  wabah  ganas  dan  berbahaya bernama  covid-19.  Dan  kami  harap  Bapak/Ibu  di  PP IPPAT  sebagai  agen  informasi  juga  untuk  menginformasikan  kepada  publik  akan  arti  pentingnya  Plasma  Konvalesen Bagi  Penderita  Covid-19 tersebut.

Dr. dr. Ni Ken Ritchie, M. Biomed , Kepala Unit Donor Darah PMI Provinsi DKI Jakarta

Sedangkan  Dr. dr. Ni  Ken  Ritchie, M.  Biomed  pada  paparannya  menguraikan,   Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kodisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya. Uji klinis acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) ini adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.

Sebelumnya, terapi plasma konvalsesen pernah digunakan untuk pengobatan Flu Babi, Ebola, SARS, dan MERS. Hingga kini, terapi plasma hanya boleh dimanfaatkan untuk kondisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektivitasnya. Uji klinik acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.

Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kodisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya. Uji klinis acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) ini adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.

Lebih  Lanjut  Kepala Unit  Donor  Darah  PMI  Provinsi  DKI  Jakarta itu  menjelaskan, Mari perlu diperhatikan beberapa hal  penting  kaitannya  dengan  Terapi Plasm  Konvalesen.  Antara lain, yaitu :

Indikasi

Indikasi pemberian terapi plasma konvalesen pada berbagai uji klinis yang telah dilakukan adalah penderita COVID-19 yang berat, meskipun saat ini uji klinis pemberian pada pasien COVID-19 sedang (berisiko menjadi berat) sudah / sedang berjalan di beberapa senter uji klinis di seluruh dunia. Terapi plasma konvalesen diberikan bersama-sama dengan terapi standar COVID-19 (anti virus dan berbagai terapi tambahan/suportif lainnya).

Kontra Indikasi

Kontra indikasi terapi plasma konvalesen adalah riwayat alergi terhadap produk plasma, kehamilan, perempuan menyusui, defisiensi IgA, trombosis akut dan gagal jantung berat dengan risiko overload cairan.

Kontraindikasi lainnya bersifat relatif, seperti syok septik, gagal ginjal dalam hemodialisis, koagulasi intravaskular diseminata atau kondisi komorbid yang dapat meningkatkan risiko trombosis pada pasien tersebut.

Etika Kedokteran

Hal penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam terapi menggunakan human product secara langsung kepada pasien adalah berbagai hal yang terkait dengan Etika Kedokteran. Penggunaan terapi plasma konvalesen harus berdasarkan pertimbangan yang baik dan cermat, mengingat data-data terkait keamanan plasma konvalesen umumnya masih terbatas dan sebagian masih dalam fase uji klinis.

Belum didapatkan kepastian berapa dosis yang baku karena uji klinis di berbagai negara menggunakan jumlah plasma dan metode pemberian yang berbeda-beda. Belum diketahui berapa titer antibodi donor plasma yang terbaik untuk terapi plasma konvalesen dan bagaimana jika pemeriksaan titer antibodi belum dapat dilakukan di negara atau tempat tersebut. Data-data di berbagai negara pada umumnya bervariasi. Hal lain yang juga penting adalah kemungkinan mutasi atau variabilitas virus yang dapat terkait dengan keamanan dan efektivitas terapi plasma tersebut.

Risiko/ Efek Samping

Efek samping terapi plasma, sama seperti halnya pemberian plasma pada transfusi darah mempunyai risiko terjadinya reaksi transfusi seperti demam, reaksi alergi (gatal/urtikaria hingga Transfusion-Related Acute Lung Injury/TRALI).

Mengingat plasma mengandung faktor pembekuan, risiko/efek samping yang juga dapat dihadapi adalah aktivasi koagulasi dan trombosis. Data menunjukkan bahwa terapi immunoglobulin dari manusia berhubungan dengan peningkatan risiko trombosis sebesar 0,04 – 14,9% pada hari yang sama, dan secara statistik bermakna.

Pemberian antikoagulan profilaksis pada pasien-pasien COVID-19 harus berdasarkan penilaian risiko trombosis pada pasien tersebut dan bukan berdasarkan terapi plasma konvalesen saja. Karena indikasi terapi plasma konvalesen adalah pada pasien COVID-19 berat dan dirawat, umumnya pasien tersebut sudah mempunyai risiko trombosis, sehingga dan antikoagulan profilaksis dapat diberikan atau dilanjutkan, jika tidak terdapat kontraindikasi terhadap antikoagulan. (ars/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *