Meningkatkan Pemahaman Materi Perilaku Terpuji dengan Bermain Peran

Ruang Edukasi102 Views
Meningkatkan  Pemahaman  Materi Perilaku Terpuji dengan Bermain Peran

Oleh: Nur Hayati ,S.Pd.I

       Pemilihan metode bermain peran pada masa pandemi Covid 19 merupakan alternatif yang bisa diterapkan pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dengan pembelajaran kunjungan ke rumah siswa dan siswa dapat belajar dikelompoknya dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran model ini diterapkan dengan memperhatikan protokol kesehatan, diharapkan guru dan siswa akan aman.

            Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas III SD materi perilaku terpuji KD 3.5 Memahami perilaku peduli, dapat dilakukan guru dengan menggunakan metode bermain peran. Pemilihan metode tersebut dapat mengatasi kondisi dimana pada penjelasan materi perilaku terpuji sebelumnya siswa kurang konsentrasi dalam belajar, siswa merasa jenuh dan kurang memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan guru.

            Metode bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar, seperti kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, siswa mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah. Adapun difinisi  bermain peran menurut Mulyono (2012), role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. 

                Penekanan pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.

                Keunggulan penerapan bermain peran yaitu: pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2001:214) berjudul Proses Belajar Mengajar mengatakan bermain peran memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara aman dan control untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah di antara kelompok atau individu-individu.

            Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru,  pertama: menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai. Hal ini topik atau masalah adalah sikap peduli dan sikap tidak peduli.

Selanjutnya guru memberikan garis besar skenario yang akan ditampilkan. Guru menetapkan pemeran masing-masing serta durasi waktu pementasan. Siswa diberi kesempatan bertanya jika ada yang kurang dipahami. Setelah semua siap, simulasi dilaksanakan. Siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama.

            Manfaat dari penerapan metode bermain peran yaitu: siswa memahami perilaku terpuji yang harus diteladani dan diamalkan. Karena siswa secara langsung melihat,  contoh konkret dalam perbuatan peduli terhadap sesama, sebaliknya siswa juga memahami perilaku yang tidak terpuji yang tidak patut diteladani sehingga siswa mudah memahami materi pelajaran sebagai pengalaman belajarnya. Dengan  metode bermain peran diharapkan tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai sesuai harapan sebelumnya.

Penulis adalah Guru Sekolah Dasar Negeri 01 Kalimas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *