OLEH : NUR HAYATI,S.Pd.I
Membaca merupakan salah satu strategi yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Oleh karena itu Pemerintah menggalakann Program Literasi Nasional, yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan kemampuan literasi masyaralat Indonesia. Guru merupakan ujung tombak sukses tidaknya gerakan Literasi Nasional melalui jalur formal. Jadi sebagai guru, kita dituntut untuk berperan aktif dalam mensukseskan Program Pemerintah, melalui Gerakan Literasi Sekolah. Karena dengan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat atau siswa.
Di masa pandemi Covid 19 , ketika pembelajaran berlangsung dari rumah cepat mendatangkan kejenuhan, bahkan mendatangkan setres bagi pelajar, alhasil banyak siswa yang enggan mengikuti pembelajaran, dalam kesempatan ini, salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan, guru bisa memberikan tugas yang ringan, yaitu membaca sebuah cerita, yang tidak menuntut pemikiran yang dalam pada siswa. Tugas membaca cerita disesuaikan dengan jenjang siswa atau tingkat kematangan pikiran anak. Sswa SMA tidak mungkin kita berikan certita yang sama dengan siswa SD.
Dengan tugas membaca cerita ini, ada beberapa hal keuntungan yang akan menyertai dari kegiatan ini, diantaranya 1) secara tidak langsung kita menanamkan nilai-nilai baik, yang terdapat dalam tokoh-tokoh cerita, 2) dapat meningkatkan kemampuan membaca yang secara tidak langsung akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu bacaan. Bila pembelajaran berlangsung ofline atau tatap muka ada tiga strategi menerapkan program membaca di kelas yaitu: yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa dilakukan guru dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan, merawat dan menentukan aturan – aturan penggunaan buku – buku di dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan/ buku – buku bacaan yang tersedia di dalam kelas. Penggunaan buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi buku – buku bacaan yang sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran ; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Tahap I Mengenalkan buku.
Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah menerima atau membeli buku baru adalah iventarisasi, memberi sampul, membangun tata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib.
2) Tahap Menggunakan buku – buku bacaan sebagai referensi dan penunjang
materi pada kegiatan belajar mengajar.
Pada kegiatan ini guru bersama siswa mengklasifikasi jenis buku – buku bacaan berdasarkan kelompok mata pelajaran diantarannya kelompok agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan alam, kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan kegiatan selanjutnya adalah menggunakan buku – buku tersebut untuk referensi pembelajaran..
Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah contohnya membaca hening berkesinambungan ( Sustained Silent Readin). Kegiatan ini bisa dilakukn satu atau dua kali dalam satu minggu. Waktu yang bisa dimanfaatkan misalnya setelah upacara bendera hari Senin atau setelah melakukan kegiatan senam pagi di sekolah. Waktu yang dibutuhkan 10 – 15 menit.
3) Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi tantangan, membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu perlu diciptakan kegiatan membaca yang merangsang tumbuhnya ide – ide, atau krativitas siswa.
Langkah-langkah tersbut bisa ditempuh jika pembelajaran berlangsung tatap muka di kelas, namun karena masa pandemi, langkah-langkat tersebut bisa kita sesuaikan dengan keadaan yang mungkin dilakukan, misal kita minta siswa membaca buku cerita apa saja yang memungkinkan diperoleh dengan mudah oleh siswa, kemudian kita minta siswa melaporkan atau menceritakan singkat isi buku yang dibacanya, bila memungkinkan ada diskusi tentang buku yang dibaca kita lakukan, misalnya dengan pertanyaan bagaimana sifat tokoh A, menurut kamu sifat tokoh yang baik seperti apa dan sebagainya,
Jika kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dan terprogram lambat laun akan tercipta kebiasan atau budaya baca bagi siswa, yang harapan akhirnya adalah siswa mengenal literasi dengan baik.
Penulis adalah Guru Sekolah Dasar
SD Negeri 01 Kalimas