Toto Susmono Hadi, SH, MH : Hidup Itu Bagaikan Air Mengalir Di Sungai, Profesi Notaris- PPAT Adalah Mulia Harus Dijaga Marwahnya

Tips14 Views

Toto Susmono Hadi, SH, MH, Salah Seorang tokoh Notaris dan PPAT senior  Di Kota Surakarta, Jawa Tengah

Laporan :  Jay Mulya Adi Negara. Editor :  Wahyu Setyawan

SOLO(indonesiapublisher.com)  –  Belum lama   ini media  nasional indonesiapublisher.com telah berkesempatan diterima berbincang-bincang di kantor salah seorang tokoh Notaris- PPAT senior di Kota Surakarta, Jawa Tengah, yaitu Toto Susmono Hadi, SH, MH yang beralamat di Jalan Kahuripan Utama No. 9 , Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Toto Susmono Hadi, SH, MH  lebih   lanjut mengemukakan, salah satu kegiatan saya di luar Notaris dan PPAT, ungkap Toto Susmono,saya itukan aktif  di Yayasan Pengajian sebenarnya

Akan tetapi, Yayasan itu sudah berkembang pesat sekarang memiliki sekolah dari jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA.

Toto Susmono Hadi, SH, MH menrima Piagam Penghargaan  Solo Raya Property Awards 2025

Diuraikan lagi oleh Toto, namanya Yayasan Amal Sahabat. Disana dulu saya sempat jadi pengurus tapi statusnya sekarang sebagai pengawas Yayasan.

Kemudian kalau di luar pendidikannya, memang Yayasan itu sering mengadakan kegiatan sosial diantaranya bagi- bagi sembako dan santunan kepada anak yatim, khitanan massal dan lain sebagainya.

“Sebenarnya juga ada beberapa Yayasan lain yang saya ikuti, tapi yang sering saya di Yayasan ini”, ujarnya.

Toto Susmono Hadi juga menguraikan kembali, dulu sebelum jadi Notaris dan PPAT, saya memang sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu sebagai dosen di Universitas Negeri Sebelas Maret ( UNS) Surakarta Fakultas Hukum.

Lalu katanya lagi, saya memilih resain setelah menjadi Notaris dan PPAT. Kemudian saya juga mengajar di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UNS Surakarta.

Toto Susmono melanjutkan lagi, saya juga aktif di Real Estate Indonesia ( REI) Solo Raya.

Toto Susmono Hadi juga menjadi salah satu penerima dalam ajang acara Solo Raya Property Awards 2025 yang digelar di Alana Hotel Solo, pada Rabu(20/8/2025) lalu, .

Ajang ini menjadi bentuk apresiasi kepada pelaku properti, perbankan, dan pemangku kepentingan di bidang perumahan.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, mewakili Gubernur Jawa Tengah, kala itu  kata Toto Susmono   menegaskan pentingnya sektor perumahan sebagai kebutuhan dasar masyarakat.

“Melalui ajang Solo Raya Property Awards 2025 ini, kita menyikapinya tentu saja tidak hanya sekadar seremoni penghargaan tetapi motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam memberikan layanan dasar sektor perumahan kepada seluruh warga negara,” katanya.

Ketika disinggung tentang pengalamannya dalam organisasi profesi prestise seperti Notaris dan PPAT, Toto Susmono menceritakan bahwa saya pernah menjadi Ketua Pengda Kota Surakarta INI dan IPPAT. Pernah juga menjadi Pengurus Wilayah Jawa Tengah INI maupun IPPAT. Ketua Majelis Pengawas Daerah (MPD) Notaris Kota Surakarta dan Wakil Ketua Majelis Pengawas dan Pembina PPAT Daerah ( MP3D) Kota Surakarta .

Toto Susmono mencoba “flash back” kembali ke belakang, jika dihitung – hitung berarti saya menggeluti profesi di Notaris dan PPAT tersebut sudah sekitar 25 tahun berjalan. Tadinya setelah lulus pendidikan Notariat di Universitas Diponegoro ( Undip) Semarang, saya menjadi ASN di UNS Surakarta menjadi dosen.

Dan setelah sekian lama kemudian saya resain dan memilih menjadi Notaris dan PPAT di Kota Surakarta. di tahun 2000.

Saat ditanya terkait hobi atau kesukaan di luar kesibukan sebagai seorang Notaris dan PPAT, Toto Susmono juga mengungkapkan, bahwa dia hobi bersepeda, lari, jogging dan jalan-jalan di sekitaran rumahnya. Disamping hal tersebut termasuk kebutuhan untuk berolahraga, gemar Juga tenis lapangan.

Pria asli ” Kota Lumpia” Semarang tersebut rupanya juga tergolong sebagai pebisnis, walaupun diakuinya itu merupakan bisnis yang dikelola keluarga, seperti ada usaha bisnis hotel di Yogyakarta dan kos- kosan di daerah kawasan Peleburan Kota Semarang.

Toto Susmono juga mengatakan bahwa saya termotivasi untuk menjadi seorang Notaris dan PPAT, sementara padahal sudah enak menjadi seorang pegawai negeri sipil atau (ASN) di UNS Surakarta, sebab saya berminat ke situ dan ingin mandiri. Sehingga kata kuncinya adalah ingin mandiri dan ada minat tadi. Tidak ingin ikut kerja orang lain. Cita- cita sejak awal begitu. Karena waktu itu saya meminta izin untuk menjadi Notaris dan PPAT kala itu masih sulit ya, tidak mudah seperti sekarang ini. Nah, kebetulan sambil menunggu izin SK Notaris dan PPAT turun, saya diterima sebagai ASN.

“Karena kalau kita ambil Fakultas Hukum, biasanya kalau yang identik dengan mandiri itu, ya mengambil profesi sebagai Notaris dan PPAT atau pengacara”, jelasnya.

Terkait dengan motto hidup saya, ungkap Toto Susmono lagi, hidup itu ikuti saja seperti air mengalir ya. Karena saya waktu muda suka tantangan naik gunung sebagai Pecinta Alam ( MAPALA). Dari alam saya banyak belajar sehingga hidup itu ya mengalir saja.

Kalau kita contoh di sungai itu, seperti air mengalir. Jika didepannya ada batu, ya kita menghindar ke kiri atau ke kanan. Tapi selain itu ya kita harus bisa mengambil pelajaran dari batu. Batu itu mesti diterjang air deras sekalipun ya tetap bertahan, teguh dan berdiri kokoh ditempatnya.

Rupanya, Toto Susmono Hadi ini juga kenal dekat dengan Presiden Ke-7:RI yakni Ir.H.Joko Widodo lho. Ceritanya begini, ia bersama Ir.Joko Widodo kebetulan tinggalnya sama-sama di Kelurahan Sumber Kota Surakarta. Dan dulu ketika beliau berdua masih muda ( sekira umur 40 tahun), jauh sebelum Ir.Joko Widodo menjadi Walikota Surakarta, baik Toto Susmono Hadi maupun Jokowi sama-sama aktif di sebuah pengajian bernama “Bening Ati’ di Kota Surakarta. Kala itu Jokowi masih berprofesi sebagai pengusaha kayu. Yang ikut bergabung di pengajian Bening Ati tersebut diantaranya: ada yang dari KADIN , Kontraktor, pengusaha dan dari berbagai latarbelakang pekerjaan dan profesi yang lainnya.

Toto Susmono Hadi, SH, MH beserta istri saat mantu putrajaya dihadiri oleh Presiden Ke-7 RI, Ir. H. Joko Widodo beserta ibu Iriana Jokowi kala itu  di hotel Grand Sahid , Jakarta

Namun diakui oleh Toto Susmono Hadi, bahwa saya tidak ada hubungan secara bisnis maupun secara politik dengan Pak Jokowi. Ketika saya mantu anak saya di Hotel Sahid Jakarta pada saat itu beliau masih menjabat sebagai Presiden RI, karena saya kenal maka Pak Jokowi saya undang dan beliaunya berkenan hadir karena kearifan lokal beliaunya. Bukan semata-mata kehebatan saya ya.

Menutup perbincangannya, terkait dengan rencana akan diselenggarakannya Ujian Kode Etik Notaris ( UKEN) oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia ( PP INI) bertempat di hotel Royal Kuningan, Jakarta pada 30 – 31 Oktober 2025, Toto Susmono Hadi mewanti- wanti kepada para peserta UKEN untuk belajar sungguh -sungguh, serius dan mempersiapkan  segala sesuatunya dari sekarang biar di hari h- nya saat test nanti sudah siap diri dalam menghadapi UKEN.

Namun kata dia lagi, yang terpenting saya menghimbau kepada penyelenggara UKEN , namu terlebih dahulu  izinkan saya bercerita dulu bahwa profesi Notaris dan PPAT adalah benar-benar sebuah profesi yang mulia , karena inilah yang aslinya profesi, bukan bicara jabatan lho ya. Karena, di pendidikan Notariat itu ada pendidikan khusus , ada Kode Etiknya, terus ada Pengawasan dan Pengadilan terhadap profesi itu. Sehingga yang betul-betul asli profesi itu ya yang memenuhi tiga unsur tersebut.

Kemudian juga profesi Notaris di Indonesia itu nilainya paling tinggi, kenapa, karena satu-satunya profesi yang mensyaratkan program studi Magister Kenotariatan atau jenjang S2.

Yang lain ungkapnya lagi, maaf-maaf tidak ada. Program S1 diterima sebagai profesi  dulu, baru ada pendidikannya, misalnya jadi Jaksa atau jadi Hakim , syaratnya harus S1 meskipun nanti pasti ada jenjangnya atau pendidikannya. Tetapi untuk masuk profesi yang mensyaratkan program studi S2 itu baru Notaris.

Makanya, saya berharap profesi Notaris dan PPAT tersebut harus dijaga harkat, martabat, kehormatan,serta marwah jabatan oleh rekan-rekan , juga harus berpegang teguh dan menguasai Kode Etik Notaris. Maka itulah mestinya ada UKEN itu masuk dalam profesi Notaris sehingga sekali lagi saya berharap kepada segenap penyelenggara UKEN pada akhir bulan Oktober 2025 nanti benar-benar dikelola dengan baik dengan cara menseleksi, memberi pendidikan , pelaksanaan UKEN harus ketat karena itu merupakan kunci untuk menjadi seorang Notaris yang baik dan benar. Tidak hanya sekadar formalitas, namun pengelolaan UKEN tersebut harus ditangani dengan baik dan benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.  (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed