Webinar Sharing For Caring ‘Vaksin Seputar Mitos & Fakta Ilmiah’

Lainnya, Nasional162 Views
Webinar Sharing For Caring ‘Vaksin Seputar Mitos & Fakta Ilmiah’

JAKARTA, INDONESIAPUBLISHER.COM –  Pengurus  Pusat  Ikatan Pejabat Pembuat  Akta  Tanah  (PP IPPAT) pada  hari   Kamis (22/7/2021) mulai  pukul 14.00  wib  hingga  selesai  menggelar  acara  Website  Seminar  (Webinar)  secara  virtual  Via  Zoom Meeting dengan  mengusung  tema SHARING  FOR  CARING ‘VAKSIN  SEPUTAR  MITOS & FAKTA  ILMIAH’.

Pembawa Acara, Andrea Septiyani,SH,M.Kn

Bertindak  selaku  Pembawa  Acara  pada kesempatan  Webinar  tersebut  adalah Andrea  Septiyani,SH,M.Kn.

Abdul Kholik Imron,SH,M.Kn

Guna  kelancaran  maupun  kesuksesan pelaksanaan  Webinar  itu,   maka terlebih  dahulu  dilakukan  pembacaan  doa  oleh  Abdul  Kholik  Imron,SH,M.Kn.

Dr. Ela Wijaya alsa,SH

Ketua  Panitia  acara  Webinar, Dr.  Ela Wijayaalsa,SH  dalam  sambutannya  mengatakan, saya  mengucapkan  terimakasih  kepada  seluruh  rekan-rekan  panitia  atas  upaya  kerja  keras  serta  dukungannya  sehingga  bisa  membuat  acara  Webinar  siang   ini  bisa  berjalan  lancar dan  sukses.  Terlebih  atas  arahan  dan  petunjuk  dari  Bapak  Ketum PP  IPPAT, Ibu  Sekum dan  rekan  pengurus  lainnya,  meski  kini  kita  tengah  dihadapkan  pada  situasi  pandemi  covid-19, namun  Alhamdulillah  tetap  tidak  menyurutkan  semangat  PP   IPPAT   untuk  terus menggelar Upgrading  keilmuan  kepada  seluruh  anggota IPPAT, harapannya  semoga  acara  Webinar  kali   ini  bisa  bermanfaat  bagi kita  semua. Apalagi  PP  IPPAT  sebentar  lagi  akan  melaunching  Kartu  Tanda  Anggota  (KTA),  tentu  hal  tersebut  sangat  diapresiasi   dan  disambut  baik  seluruh  PPAT  di Indonesia.

Sambutan Sekum PP IPPAT, Otty Hari Chandra Ubayani,SH,SpN,MH

Sekretaris  Umum  PP  IPPAT,  Otty  Hari  Chandra  Ubayani,SH,SpN,MH  pada  sambutan  yang  sekaligus  membuka  acara  Webinar  mengatakan, semoga  acara  Webinar  tersebut  mendapat  banyak  manfaat,  dimana  dalam kehidupan  kita  sehari-hari pada  saat  ini  setiap  informasi mengenai   kesehatan   kita  akan  lakukan  walau   kabar   info  tersebut mitos  atau  fakta  ilmiah yang  nanti   pada   hari   ini  Ibu  Dr. Ika  Mariani  Ratna  Devi Sp.Pd (dokter  dari  Surabaya) akan  menyampaikan  paparannya,   saya  selalu  menyiapkan  empon-empon seperti   jahe, nanti  saya  mau  tanya  ke  Ibu  dokter  efektif  apa  tidak.  Kami  harapkan  para  peserta  webinar  ini  dapat  menyimak  acara  ini  dengan  baik,  karena  manfaatnya  bisa  dishare  padalingkungan  sekitar  dan  masyarakat Indoensia  yang kita  cintai. Kita  harapkan  organisasi  kita  tercinta  PP  IPPAT   bisa  memberikan  kontribusi tentang  sadar  Negara dengan  memberikan  edukasi dan  melaksanakan  kegiatan  sosial  lainnya yang  dapat  menanggulangi  covid-19 dari  negeri  tercinta  ini,  salam  sehat  dan  tetap  patuhi  5 M.

Netty Sumiati,SH,SpN,M.Kn

Selanjutnya Netty  Sumiati,SH,SpN,M.Kn  selaku  Moderator  memandu  jalannya  acara  Webinar  tersebut.

Pada  kesempatan  itu,  Irma  Bonita,SH  yang  merupakan  PPAT  dari  Jakarta  Pusat,  dia  membagikan  pengalamannya  sebagai  orang  yang  pernah   divaksin  selama  dua  kali   ,  yakni  vaksin  dosis pertama  dan  vaksin dosis  kedua. .Dalam  testimoninya,  Irma  Bonita  mengisahkan,  sebetulnya  saya  ini  adalah  salah  satu  saja mewakili   teman-teman,  yang  pada  kesempatan   ini  saya  disuruh  berbicara “Bagaimana  kalau  kamu  yang  pernah  punya  Komorbit berani  Vaksin  ya”.   Kebetulan   tiga  tahun  terakhir  inimemang  saya adalah  penderita  darah   tinggi.  Dan  saya  memang  masih minum obat   itu  rutin, tetapi   pada   bulanMaret  2021 saya   memberanikan  diri untuk  divaksin,  dimana  pada  saat   divaksin  tekanan  darah  saya 150.  Karena  memang harus  rendah,jadi  saya  harus  rileks  dan  sebelumnya  tekanan  darah  saya  tidak  akan  lebih  dari  120. Saya  memang  oleh  dokter  disarankan  minum obat  rutin.  Tetapi  pada  saat  vaksin  saya  menanyakan  kepada  dokter dan  dokter  memperbolehkan  saya  untuk  vaksin  dan  bulanMaret  itu  saya  langsung  vaksin,dan  rupanya  tidak  ada implikasi apa-apa.

Irma Bonita,SH, PPAT Asal Jakarta Pusat Berikan Testimoni

Irma  Bonita  mengisahkan  lagi,  lalu  saya  mengulang  vaksin  kedua  di bulan  April 2021 lalu dan  tidak  ada  efek apa-apa, namun saya  juga  tetap menjaga  kesehatan dirumah,  saya  juga  tertarik  akan  respon  dari  narasumber. Teman-teman  saya  juga  terpanggil   untuk vaksin (yang punya  penyakit  komorbit),  bahkan  mereka  ada  yang  penderita  diabet (tapi  dian  sedang  tidak  sakit  ya),dia  harus  tetap   minum  obat  secara  rutin. Ada  juga  teman  yang  penderita  kolesterol,semua  saya  tanyakan  kepada  teman-teman  saya, apakah  sudah  melakukan  vaksin  duluan? Itulah  yang  membuat  saya  memberanikan diri  untuk  vaksin,  padahal  pada  saat  itu   mungkin   bulan  Maret 2021  lagi  seru-seru  ada  kabar  bahwa  jika  orang  punya  penyakit  penyerta (komorbit) tidak   boleh  vaksin. Tetapi  saya  melihat dan  mengecek  teman-teman,rupanya  tidak  mengkhawatirkan,  lau  mereka  bilang  ke  saya  untuk  ikut  vaksin  dan  katanya  tidak  apa-apa.  Itu  saja  yang  mungkin  harus  saya  sampaikan dan  kalau  seumpama  ada  yang  mau  ditanyakan  lagi monggo  kami  persilahkan.

Pada puncak  acara, Dr.  Ika  Mariani Ratna  Devi, Sp.Pd.  yang  merupakan  Dokter  asal  Kota  Surabaya ini  mengupas  tuntas  seputar  Webinar  Sharing  For  Caring  dengan tema ‘vaksin  Seputar  Mitos &  Fakta  Ilmiah’.

Dr. Ika Mariani Ratna Devi, Sp,Pd. Selaku Narasumber

Dr. Ika  Mariani  Ratna  Devi,Sp.Pd.dalam  paparannya  lebih  lanjut  menguraikan, kita  sekarang  akan  membahas  serba-serbi  seputar  Vaksinasi.  Banyak sekali rumor serta mitos yang tersebar di masyarakat perihal vaksinansi COVID-19, sehingga menciptakan ketakutan tersendiri dan menjadi penghalang untuk melakukan vaksinasi bagi sebagian orang. Tidak ingin mitos serta rumor itu makin menyebar hingga menjadi ganjalan bagi program vaksinasi yang bertujuan menghentikan pandemi, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan penjelasan di laman resminya melalui wawancara di program Science in 5.

Ratna,SH,M.Kn Tengah Bertanya kepada Narasumber



Lebih  lanjut   Dr. Ika  Mariani  Ratna  Devi  menuturkan, WHO yang diwakili oleh Dr Katherine O’Brien menjelaskan pada laman resminya who.int, bahwa cara kerja vaksin adalah mengenalkan pada tubuh kita sedikit bagian dari virus, agar tubuh bisa mengembangkan respons kekebalan sendiri untuk menghadapi virus yang sebenarnya. Dalam kasus virus corona, bagian luar dari virus berupa protein yang diambil untuk dijadikan vaksin. Saat bagian protein tersebut masuk dalam tubuh kita, maka sel tubuh yang bertugas melawan infeksi (antibodi) sudah mengenalinya dan mempersiapkan diri. Dengan begitu peluang tubuh akan lebih rendah untuk terkena gejala penyakit yang parah. Karena itu vaksinasi penting dilakukan, untuk mencegah gejala yang parah dan meminimalisir kematian. Berikut ini beberapa mitos dan fakta yang menjadi pembahasan tersebut: 1. Mitos: Vaksin memengaruhi infertilitas (kemandulan) manusia Faktanya: Menurut Dr Katherine O’Brien sebagai perwakilan WHO, vaksin yang diberikan tidak menyebabkan infertilitas.

Peserta Tetap Antusias

Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan karena bagian yang disasar oleh vaksin adalah antibodi tubuh, bukan organ reproduksi. 2. Mitos: Vaksin bisa mengubah DNA Faktanya: Dua vaksin yang digunakan saat ini adalah jenis vaksin mRNA, yang tidak mungkin mengubah DNA sel manusia atau berubah menjadi DNA. Yang disebut mRNA adalah instruksi untuk tubuh agar membuat sejenis protein. Kebanyakan vaksin dikembangkan dengan memberi contoh protein atau memberi komponen kecil virus yang divaksinasikan. Pendekatan terbaru yang digunakan adalah yang pertama, yakni memberi instruksi kepada tubuh untuk membuat bagian protein seperti yang ada pada vaksin sehingga kekebalan tubuh meresponnya. 3. Mitos: Bahan kimia dalam vaksin COVID-19 berbahaya bagi manusia Faktanya: Menurut Dr. Katherine O’Brien, vaksin yang mereka miliki aman, semua komponen diuji betul untuk memastikan bahwa semua komponen, dengan dosis yang ada, aman bagi manusia. Terdapat elemen yang berbeda pada vaksin dan masing-masing sudah diuji pada hewan sebelum diuji ke manusia. Uji klinis pada manusia melibatkan puluhan ribu orang sebelum akhirnya diizinkan untuk dipakai masyarakat umum.

Dr. Tintin Surtini,SH Tengah Bertanya kepada Narasumber

Setiap vaksin,  kata  dia  lagi, melewati evaluasi keamanan untuk memastikan bahwa aman. Proses pembuatan vaksin memakai sistem pengawasan konstan sehingga tiap bahan yang masuk dalam vaksin dipastikan punya kualitas terbaik. 4. Mitos: Vaksin pneumonia bisa mencegah COVID-19 Faktanya: Vaksin terhadap pneumonia seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib), tidak memberi perlindungan terhadap virus corona baru. Virus corona adalah varian baru dan berbeda sehingga butuh jenis vaksin sendiri. Namun, vaksinasi untuk penyakit pernapasan itu disarankan juga untuk melindungi kesehatan pernapasan. 5. Mitos: Vaksin bisa sebabkan autisme Faktanya: Kandungan vaksin tidak ada kaitannya sama sekali dengan autisme pada anak. Hal itu dijelaskan oleh Windhi Kresnawati, dokter spesialis anak dari Yayasan Orangtua Peduli. Penelitian lebih dari 10 tahun yang telah dilakukan membuktikan bahwa thimerosal, zat pengawet dalam vaksin yang dituduh jadi biang penyebab autisme anak, bukan pemicu autisme. Amerika Serikat yang menghapuskan penggunaan thimerosal pada tahun 1999 disebabkan karena khawatir zat tersebut bisa memicu autisme, faktanya tidak mengalami penurunan angka pengidap autisme. Bahkan penderitanya malah meningkat, yang membuktikan tidak ada kaitan antara vaksin yang memakai thimerosal sebagai pengawet dengan autisme.

“Demikian  paling  tidak  point-point  penting  sekelumit  sepintas  berkenaan  dengan  materi  Sharing  For  Caring ‘VAKSIN  SEPUTAR  MITOS  &  FAKTA  ILMIAH’,  semoga  uraian  paparan  dari  saya  tersebut  setidaknya  bisa   bermanfaat   bagi  bapak/ibu  rekan-rekan  PPAT  sekalian  yang  mengikuti  acara  Webinar  secara  Virtual  Via  Zoom  Meeting  pada  sore  hari  ini”,imbuhnya.  (jay/red)