Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dengan Pawai Ta’aruf Santri dan Masyarakat Menyambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ruang Edukasi211 Views

Oleh: Itayatun, S.Pd.I, M.Pd

            Peringatan maulid Nabi Muhammad saw tahun ini di desa Mejagong Kecamatan Randudongkal Pemalang diawali dengan kegiatan pawai ta’aruf ditujukan antara lain untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah di antara para santri dan warga masyarakat lainnya. Kegiatan disambut antusias warga sehingga meski sebelum pelaksanaan kegiatan pawai sempat turun hujan beberapa saat, namun kegiatan tetap berjalan sesuai rencana. Kegiatan diikuti para santri dari  beberapa pondok pesantren, TPA/TPQ serta diikuti pula oleh pemuda IPNU –IPPNU, perwakilan  jami’yah dan masyarakat. Adapun rute kegiatan pawai start dari halaman masjid Baiturahman, kemudian mengitari jalan desa dan finish di halaman pondok Nuruz Zahro Mejagong.

            Ukhuwah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu ikatan persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lainnya seakan-akan berada dalam satu ikatan (Thoyib I.M, 2002: 171). Persaudaraan yang dimaksud disini adalah persaudaraan yang dirasakan atas norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu bentuk persaudaraan dalam kondisi dinamis yang diakibatkan oleh perasaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Dengan persamaan iman diantara keduanya maka timbul rasa persaudaraan, dengannya pula seseorang berbagi rasa dengan saudaranya.

        Kegiatan pawai ta’aruf merupakan contoh bentuk dari ukhuwah islamiyah, ini dirasa perlu karena adanya pandemi Covid 19 yang terjadi berakibat pada berkuarangnya intensitas pertemuan  dalam kegiatan rutin diantara warga. Karena itulah dengan kegiatan pawai ta’aruf ini diharapkan menjadi sarana warga bersilaturahmi saling tegur sapa, saling menguatkan satu sama lain karena keprihatinan adanya pandemi Covid 19 yang semakin hari kian meningkat jumlah orang yang terpapar. Merapatkan barisan bersatu untuk menyamakan persepsi langkah-langkah apa yang harus diambil untuk menyikapi kondisi terkini dengan bersama-sama meneladani akhlak nabi Muhammad saw sebagai panutan dalam berperilaku.

            Keteladanan yang dapat dicontoh dan sangat  relevan dengan kondisi sekarang ini. Pertama, سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا yang artinya kami dengar dan kami ta’at, maksudnya yang didengar adalah perintah ma’ruf dari pemimpin, didengar (untuk dipahami) dan diperhatikan perintahnya serta diikuti dengan ketaatan mematuhi perintah. Kedua, sabar  yang artinya menahanan diri agar tidak mudah marah, berkeluh kesah, benci, dendam, tidak mudah putus asa, melatih diri dalam ketaatan dan membentengi diri agar tidak melakukan perbuatan keji dan maksiat. Dalam Islam, ada tiga bentuk sabar yakni sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi musibah, dan sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat. Ketiga, ikhlas yaitu melakukan sesuatu tanpa mengharapkan sesuatu yang lain. Dalam hal ini melakukan sesuatu semata-mata hanya karena Allah Swt.

            Sesama muslim adalah saudara sehingga apabila ada yang merasa bahagia maka muslim yang lain ikut senang, apabila ada yang menderita maka muslim yang lainpun ikut merasa sedih. Kegiatan pawai ta’aruf yang dilaksanakan di desa Mejagong merupakan cara pemerintah setempat beserta beberapa pengurus pondok pesantren dan jam’iyah pengajian untuk tujuan meningkatkan ukhuwah islamiyah warga sekaligus menyambut peringatan maulid nabi Muhammad saw yang puncaknya akan dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober mendatang.