CILACAP – Menurut Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Pengda IPPAT) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indra Yudha Wijaya,SH,M.Kn, mengungkapkan, bahwa dalam memperingati HUT IPPAT Ke-33 tahun ini itu persis kita merayakan seperti hari kemerdekaan kita atau seperti hari perkawinan kita. Seperti usia perkawinan emas jika telah memasuki usia perkawinan 50 tahun dan ada usia perkawinan perak jika sudah memasuki usia perkawinan 25 tahun. Dan bukan seperti kita merayakan hari kelahiran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Indra Yudha Wijaya,SH,M.Kn saat diwawancarai indonesiapublisher.combaru-baru di Kota Cilacap.
“Mari kita jadikan momentum HUT IPPAT ini sebagai momentum untuk saling menguatkan antar PPAT dan saling bergandengan tangan , saling membantu baik khususnya untuk PPAT sendiri, maupun umumnya untuk masyarakat Indonesia,”papar Indra.
Diuraikan lebih lanjut oleh Indra, kalau hari kelahiran terkadang orang bereforia “wah.panjang umur…sehat”. Kalau saya justru itu justru tidak perlu seperti itu. Jadi Sebenarnya hari ulang tahun kelahiran kita itu, yang perlu kita rayakan itu hari perjuangan ibu kita. Karena apa? Ibu kita itukan yang telah melahirkan kita yang membuat kita lahir, setiap tahun kita panjang umur.
Begitu juga dengan HUT IPPAT Ke-33 tahun ini, persis yang kita rayakan yakni perjuangan sampai mempertahankan di usia IPPAT ke-33 tahun tersebut hingga bisa seperti sekarang ini sejarah IPPAT bisa kokoh berdiri. Itu bukan perkara yang gampang. Tentu penuh dengan hiruk pikuk dengan segala macam dinamikanya yang terjadi. Angka 33 tahun untuk IPPAT ini sangat beda dan punya perjuangan yang berat. Kenapa? Karena saat ini kita dihadapkan dimasa pandemi covid-19. Kalau mungkin momentum perayaan HUT IPPAT itu pas tidak merupakan masa-masa yang tidak ada pandemic, kita bisa merayakan dengan penuh euforia. Namun sekarang kondisi pandemic ini /sedang memprihatinkan IPPAT yang dengan kurang lebihnya, baik kepengurusan baik yang dipusat maupun di daerah bisa berbeda.
Menurut Indra, jika di daerah mungkin adalah hiruk pikuk IPPAT itu seperti apa. Namun diusia IPPAT ke-33 , maka itulah yang harus kita peringati atau “bersyukur”bahwa perjuangan IPPAT dari pertama , IPPAT seperti apa sampai dengan membentuk suatu organisasi IPPAT yang pada akhirnya sampai menjalar ke akarnya mulai dari PP, Pengwil hingga ke pengda-pengda. Dengan hiruk-pikuk perubahan AD/ART yang terus menyempurnakan dengan perkembangan zaman. Ini yang saya harapkan teman-teman PPAT, peringatan HUT IPPAT ke-33 ini ayo sama-sama kita syukuri. Walaupun dikondisi yang sedang tidak memungkinkan tapi dari hati kecil kita saling menyayangi organisasi iniagar tetap utuh, kuat, bermartabat seperti IDI. Bila di IDI bagaimana dokter itu bagga dengan organisasi IDI nya, sebaliknya organisasi PPAT pun harus bangga dengan IPPAT-nya. Jangan sampai kita terpecah-pecah atau terkotak-kotak padahal kita dalam satu rumah. “Saya berharap memoentun ini sebagai momentum kebangkitan IPPAT ke-depan ke arah yang lebih baik. Sebagaimana motto organisasi bilang “Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan Esok harus lebih baik daripada hari ini”. (jay/ars)