Oleh: Siti Fatonah,S Pd.I
Anak mendapat pengalaman hidupnya dari gurunya di sekolah, dari lingkungan bermainnya dan juga dari orang tuanya di rumah. Intensitas kebersamaan anak dengan gurunya, dengan teman- temannya lebih singkat dibandingkan dengan intensitas anak berada dekat orang tuanya. Karena itulah peran orang tua sangat dominan dalam menanamkan pendidikan ke anak. Sehingga salah jika ada orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya pada gurunya di sekolah. Selain itu lingkungan yang pertama dikenal anak adalah lingkungan keluarga. Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Tuhan pencipta berupa naluri orang tua. Karena naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua pada anak-anak mereka, sehingga secara moral keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan mereka.
Upaya pembinaan yang dilakukan orang tua terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Anak-anak memperoleh pengalaman pertama kehidupannya dari keluarga. Sehingga dalam keluarga peranan orang tua sangatlah penting. Keluarga sendiri menurut Zakiyah Darajat (1996) dalam bukunya ilmu pendidikan Islam merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan, di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya.
Kedua orang tua dibebani tanggung jawab untuk memelihara diri dan keluarga dari siksaan api neraka (QS. 66:6). Tanggung jawab tersebut mengisyaratkan kepada orang tua untuk mendidik keturunannya agar kelak mereka mampu melaksanakan tugas hidup sebaik-baiknya, serta mampu mengemban tugas sebagai khalifah fil ardhi. Manusia dalam pandangan Islam adalah mahkluk ciptaan Allah swt. Dengan kedudukan yang melebihi makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Selain itu manusia sudah dilengkapi dengan berbagai potensi yang dapat dikembangkan antara lain berupa fitrah ketauhidan. Fitrah ketauhidan dikembangkan dengan adanya kecendrungan manusia untuk tunduk kepada sang pencipta. Dengan fitrah ini diharapkan manusia dapat hidup sesuai dengan hakikat penciptanya , yaitu mengabdi kepada Allah selaku penciptanya.
Menurut Jalaludin dalam bukunya Teologi Pendidikan, 2003 bahwa Islam kedudukan orang tua dinilai sangat penting dan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Sebab tugas orang tua sebagai pendidik kodrati adalah sebagai peletak dasar-dasar ketauhidan dalam diri putra-putri mereka. Demikian penting dan mendasarnya kedudukan orang tua dalam pendidikan, hingga tanggung jawab tersebut ditempatkan sebagai bagian dari kewajiban orang tua terhadap anak.
Anak yang lahir ke dunia diibaratkan seperti kertas putih yang kosong dan yang belum ditulisi, atau lebih dikenal dengan istilah Tabularsa (a blank sheet of paper). Oleh karena itu anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya. Pendidikan yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hendaknya selalu memperhatikan dan membimbing anak-anaknya khususnya bimbingan dan mendidik yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Karena pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Selain guru di sekolah, orang tualah yang mengantarkan anak-anaknya sukses di masa depan.
Penulis Adalah Guru PAI SD Negeri 01 Tanahbaya