IPPAT Kota Pekalongan Meminta Inpres No.1/2022 Dikaji Ulang Saja, Jangan Buru-buru Diterapkan Ke Publik

Notaris- PPAT433 Views

(Kota Pekalongan,indonesiapublisher.com) –  Bertempat di  sebuah Resto & Café di bilangan   Jalan Bina Griya Kota Pekalongan,Jawa Tengah  pada Rabu, (16/2/2022) lalu diadakan   Bincang-Bincang Santai (BBS) sembari  makan siang antara indonesiapublisher.com bersama Ketua Pengda IPPAT Kota Pekalongan,  Mirwan Syarief Bawazier, SH, M. Kn bersama rekan-rekan PPAT di Kota Pekalongan menyikapi perihal Instruksi Presiden Nomor. 1 Tahun 2022 Jo Surat dari Kementerian Agraria  dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional tertanggal 14 Februari 2022 Nomor  HR 02/153-400/II/2022 Perihal Kartu Peserta BPJS KESEHATAN sebagai Syarat Permohonan Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun karena Jual Beli mulai 1 Maret 2022 Wajib melampirkan Kartu Peserta BPJS KESEHATAN.

Sebelumnya Notaris-PPAT yang juga  mantan Ketua Pengda IPPAT Kota Pekalongan Periode 2018-2021, Mohammad Johansyah, SH,M.Kn ketika dikonfirmasi menyoal hal tersebut  menyatakan, Kementerian ATR/BPN sampai  pada  Kanwil   BPN Provinsi maupun Kantor Pertanahan (Kantah) Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia hendaknya “jangan latah”  untuk terburu-buru untuk segera   memberlakukan  Inpres Nomor  1  Tahun 2022 Jo  Surat  dari  Kementerian  ATR/BPN   berkaitan dengan Kartu BPJS  Kesehatan  Sebagai Syarat Permohonan Hak Atas Tanah/Hak Milik  Atas  Satuan  Rumah  Susun karena Jual Beli   mulai 1 Maret 2022 wajib  melampirkan  Kartu Peserta BPJS Kesehatan.

“Atas  terbitnya  Inpres tersebut, saya tidak  setuju jika buru-buru  diterapkan, kenapa? Karena tidak  semua  klien  kita   /masyarakat menggunakan Kartu Peserta  BPJS Kesehatan. Jika hal itu dipaksakan maka  akan  memberatkan  masyarakat tentunya”,tegasnya.

Johansyah menerangkan kembali, bisa  juga  sebuah  Inpres,Peraturan Pemerintah ataupun sejenis kebijakan  lainnya  jika  belum  ada  tahapan  sosialisasi ke publik, lalu pemerintah  atas  main saja mengimplementasikannya kepada masyarakat, pasti  akan  ada penolakan dari masyarakat.  Akibatnya,masyarakat  sendiri  yang  akan  rugi  akibat  menanggung  sebuah kebijakan  yang  mungkin  dianggap  tidak  berpihak  kepada  masyarakat.

Untuk  itu,  ia  meminta kepada  Kantah/  Kantor ATR/BPN  Kota  Pekalongan dalam hal  ini  guna duduk  satu  meja  menyamakan  persepsi  terlebih  dahulu  dengan Pengda  IPPAT  Kota  Pekalongan dalam  membahas  adanya  Inpres  No.1  Tahun  2022 tersebut.

Sementara, salah seorang warga di Kota Pekalongan, Nasir  Shaleh  menyatakan, itu   tentu  sangat  memberatkan bagi  masyarakat   jika  pemerintah  memaksakan  kehendaknya  apabila  per tanggal 1 Maret 2022 mendatang  untuk mengurus permohonan Hak  Atas  Tanah/Hak Milik   Atas   Satuan  Rumah  Susun   karena  Jual Beli   wajib  melampirkan   Kartu  Peserta  BPJS  Kesehatan.

Untuk  itu  menurut  hemat  Nasir Shaleh, lalu   bagaimana  terhadap  warga  masyarakat  yang  tidak  mampu  membayar  BPJS  kesehatan,terkecuali pemerintah  itu  mampu  memikirkan  warga masyarakat  dengan  membayarnya.

Sedangkan  Ketua  pengda  IPPAT  Kota  Pekalongan, Mirwan Syarief Bawazier,SH,M.Kn  menilai, pemberlakuan  Inpres  No.1  Tahun 2022   tersebut  dalam mengurus  permohonan  Hak Aatas  Tanah/Hak   Milik  Milik  Atas  Satuan  Rumah  Susun  karena  Jual  Beli  yang  diwajibkan  dengan  melampirkan syarat Kartu Peserta BPJS Kesehatan,menurut  saya  sangat  tidak  ada korelasinya  sama  sekali.

“Korelasi  antara  Pertanahan  dengan  Kartu  BPJS  Kesehatan itu dimana,  apakah  jika  ada  orang  kalau  misal  dia  mau  beli tanah  tapi  dia  tidak punya  Kartu  BPJS  Kesehatan  lantas  dia  akan  sakit   atau  meninggal,  kan  tidak  begitu  tentunya,  andaipun  dia  punya  kartu  BPJS   apakah  bisa di discount?”,tegasnya.

Sehingga  pemberlakuan  INPRES  NO.1/2022  tersebut merupakan  suatu “Pemaksaan  Secara Sepihak”. Misal saja, berbicara  menyoal  asuransi  jiwa berkait  pelayanan kesehatan  di  Eropa  atau  luar  negeri  sama  di  Negara  kita  sangat  berbeda jauh  pelayanannya.  Jadi, penerapan  Inpres  ini  nanti  boleh  diberlakukan  ketika  Negara atau pemerintah sudah  bisa  menjamin  penyetaraan  jaminan  pelayanan kepada  seluruh lapisan  masyarakat secara  merata.

Mirwan  Syarief  Bawazier menerangkan lagi,sekali  lagi,kita  butuhnya  feet back, Pemerintah harus   mampu  dan  bisa memberikan  kepada  masyarakat  dengan  baik. Jika  pemerintah  akan  melaksanakan  kebijakan  itu b yang  berpihak  pro rakyat,  maka  dengan  sendirinya  pasti  masyarakat  akan  patuh dan tertib  untuk melaksanakan  kebijakan tersebut.   Walaupun  mungkin  itu  tidak  masuk akal, tapi   mungkin  itu  akan  saling  membantu.

Bahkan  kalau  disini  saya  mau  berbicara  secara  ekstrimnya, INPRES Nomor 1 Tahun 2022 tersebut harus  di  Uji  Materi  saja  / di  Judicial  Review ke  Mahkamah Konstitusi. Sebab  sekali  lagi  saat  ini  INPRES  tersebut  tidak  ada  korelasinya  dengan soal  pertanahan   dengan kesehatan. Sehingga  perlu dilakukan  tahapan   sosialisasi   secara  nasional  oleh  Kementerian ATR/BPN, Kanwil  ATR/BPN  sampai  pada Kantah/BPN  Kota/Kabupaten di seluruh  Indonesia.

Ditambahkan   oleh  Mirwan Syarief  Bawazier, dari hasil diskusi tersebut pada intinya:

1 Pengda IPPAT KOTA PEKALONGAN meminta kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekalongan untuk tidak buru- buru memperlakukan INPRES tersebut dan mestinya harus disosialisasikan terlebih dahulu.

2. Bahwa INPRES tersebut sejatinya tidak ada korelasinya dengan Proses Peralihan Hak Atas Tanah, akan lebih apabila pemberlakuan INPRES tersebut perlu ditinjau ulang agar tidak bias di masyarakat.

3 Pemerintah dalam memberlakukan sebuah kebijakan seperti INPRES tersebut hendaknya jangan gegabah dan perlu ditimbang- timbang secara matang nilai mudaratnya buat masyarakat umum, apakah menguntungkan masyarakat atau justru ” Merugikan ” bahasa ekstrim nya INPRES tersebut jgn sebagai” Pemaksaan Kehendak ” kepada masyarakat, terutama kepada rekan-rekan rekan-rekan PPAT yg tentu menjadi garda ke depan dalam optimalisasi pelayanan publik secara prima kepada masyarakat khususnya pada bidang Ke- PPAT- an dan Pertanahan di Republik ini. (yan/red)