BERKONFERWILLAH SECARA BIJAK, DEWASA, SANTUN, MENGEDEPANKAN ETIKA PROFESI PPAT DEMI TETAP TEGAK DAN JAYANYA ORGANISASI IPPAT

Lainnya251 Views
MAGELANG,INDONESIAPUBLISHER.COM – Di usia saya yang tidak muda apalah makna sebuah Konferwil kecuali hanya ekspektasi aktualisasi diri & aspirasi sebuah hasrat silaturahim.

Demikian   ditegaskan  oleh   salah  seorang   tokoh   Notaris-PPAT   senior di   Jawa   Tengah dan  DIY,Stefanus   Artanto,SH  pada  kesempatan  perbincangannya   dengan  INDONESIAPUBLISHER.COM di kediamannya  yang asri  dan   sejuk di Pendopo Ciptawening, Kawasan  Kota Muntilan, Kabupaten  Magelang,Jawa   Tengah  pada  Selasa (2/11/2021).

Artanto  menguraikan    kembali,  religi tiga tahun sekali adalah mekanisme organisasi yang harus dijalani yang seharusnya jadi euforia. Problem baru timbul bila cara mencapai tujuan sudah menabrak koridor & konsensus.  

Organisasi cendekiawan & profesi mesti jadi teladan serta pionir dalam mencitrakan diri. Bukan sebaliknya sehingga amat disayangkan masuknya aspirasi pemecah belah,adu domba & perpecahan serta permusuhan.

“Jualan barang primordial meski sudah usang tapi tetap menarik bagi pemain yang getol menghalalkan cara. Dengan memainkan isu ras,agama,suku atau aliran”,jelas  Korwil  IPPAT  Wilayah   Kedu   tersebut.  

“Saya sangat sedih meski sudah terlanjur barang-barang itu dijual lepas. Kapankah itu diakhiri dan kapankah kita yakin bahwa ini sangat berbahaya & riskan terhadap nation maupun character building”’imbuhnhya.  

Oleh   karena itu, ungkapnya   lagi,  Konsensus bangsa haurs diberi makna final & jangan dicoba diutak utik lagi. Karena selain tidak produktif juga destruktif ditataran imajinatif maupun praksis.  

Untuk itu  Artanto pada   kesempatan  wawancaranya   tersebut mewanti-wanti, Jawa Tengah harus jadi basis & benteng tangguh empat pilar yang bebas dari “idiologi” asing untuk ditambahkan dengan alasan apapun.  

Mengakhiri    perbincangannya,    Artanto  kembali  mengajak kepada   peserta    Konferwil   IPPAT    Jawa   Tengah  di    Semarang, Mari kita bangun pertiwi melalui organisasi profesi yang bebas dari liberalisme,rasisme & money  politics.

“Selamat berkonferwil secara bijak.   Dewasa  dalam  berpikir,  bertindak    dan  bersikap, santun  dan   elegan.  Dengan   tetap mengedepankan etika,  serta wibawa, marwah, harkat,martabat Dan   kehormatan   selaku   PPAT   demi   tetap   tegak   dan   jayanya  organisasi   IPPAT  ke   depan”,tegasnya.  (yan/red)