MAGELANG,INDONESIAPUBLISHER.COM – Di usia saya yang tidak muda apalah makna sebuah Konferwil kecuali hanya ekspektasi aktualisasi diri & aspirasi sebuah hasrat silaturahim. Demikian ditegaskan oleh salah seorang tokoh Notaris-PPAT senior di Jawa Tengah dan DIY,Stefanus Artanto,SH pada kesempatan perbincangannya dengan INDONESIAPUBLISHER.COM di kediamannya yang asri dan sejuk di Pendopo Ciptawening, Kawasan Kota Muntilan, Kabupaten Magelang,Jawa Tengah pada Selasa (2/11/2021). Artanto menguraikan kembali, religi tiga tahun sekali adalah mekanisme organisasi yang harus dijalani yang seharusnya jadi euforia. Problem baru timbul bila cara mencapai tujuan sudah menabrak koridor & konsensus. Organisasi cendekiawan & profesi mesti jadi teladan serta pionir dalam mencitrakan diri. Bukan sebaliknya sehingga amat disayangkan masuknya aspirasi pemecah belah,adu domba & perpecahan serta permusuhan. “Jualan barang primordial meski sudah usang tapi tetap menarik bagi pemain yang getol menghalalkan cara. Dengan memainkan isu ras,agama,suku atau aliran”,jelas Korwil IPPAT Wilayah Kedu tersebut. “Saya sangat sedih meski sudah terlanjur barang-barang itu dijual lepas. Kapankah itu diakhiri dan kapankah kita yakin bahwa ini sangat berbahaya & riskan terhadap nation maupun character building”’imbuhnhya. Oleh karena itu, ungkapnya lagi, Konsensus bangsa haurs diberi makna final & jangan dicoba diutak utik lagi. Karena selain tidak produktif juga destruktif ditataran imajinatif maupun praksis. Untuk itu Artanto pada kesempatan wawancaranya tersebut mewanti-wanti, Jawa Tengah harus jadi basis & benteng tangguh empat pilar yang bebas dari “idiologi” asing untuk ditambahkan dengan alasan apapun. Mengakhiri perbincangannya, Artanto kembali mengajak kepada peserta Konferwil IPPAT Jawa Tengah di Semarang, Mari kita bangun pertiwi melalui organisasi profesi yang bebas dari liberalisme,rasisme & money politics. “Selamat berkonferwil secara bijak. Dewasa dalam berpikir, bertindak dan bersikap, santun dan elegan. Dengan tetap mengedepankan etika, serta wibawa, marwah, harkat,martabat Dan kehormatan selaku PPAT demi tetap tegak dan jayanya organisasi IPPAT ke depan”,tegasnya. (yan/red) |